Masih tentang sailormoon.
Kali ini saya akan lebih fokus pada episode "Seorang (Pendeta) Pemuka Agama Kristen (bisa K. Katolik atau K. Protestan. Tidak jelas) yang dirasuki oleh musuh sehingga menjadi monster".
Hm, dalam ceritanya si penulis mengambil tempat sebuah gereja. Yang kalau saya perhatikan dari ornamen luarnya adalah sebuah Gereja Katolik. Penulis menggambarkan sebuah gereja di mana pada tampilan luarnya terdapat mozaik Sang Perawan bersama Sang Putra pada dinding gereja dengan media kaca yang juga dapat terlihat dari sisi luar gereja. Lalu sang pemuka agamanya, digambarkan sebagai seorang misionaris (kalau dari tampilannya, dari Eropa mungkin) Katolik. Dengan jubah baju terusan warna hitam lengkap dengan koralnya dan kalung yang memiliki banyak butiran-butiran yang tersusun rapih, seperti rosario. Lebih lanjut si penulis menggunakan istilah misa untuk ibadahnya (saya ketahui setelah menonton live action dengan audio bahasa asli).
Namun, kalau diteliti lagi interior gerejanya. Tampilannya tidak seperti Gereja Katolik. Tidak ada tabernakel dan altar. Yang ada hanya podium. Tempat yang biasa digunakan oleh seorang pemuka agama Kristen Protestan untuk berkhotbah.
Film ini memang genre film action. Walaupun serengan musuh terjadi pada saat 'misa' sedang berlangsung. Namun, adegan laganya tidak terjadi di dalam gereja. Dalam episode ini, orang-orang menjadi panik karena serangan musuh. Lalu tokoh Mamoru bersama pacarnya (Hina) berlari ke luar gereja menuju aula diikuti oleh sang pendeta masuk ke aula gereja.
Singkat cerita, adegan laga terjadi di aula gereja.
Betapa santunnya si penulis. Beliau menampilkan semua simbol-simbol keagamaan dengan sangat apik. Beliau mungkin saja sengaja tidak menampilkan altar dan tabernakel dalam cergamnya dengan pertimbangan kedua hal ini dinilai sangat sakral oleh umat Kristen Katolik.
Tadinya saya pikir, hal ini karena ketidaktahuan si penulis. Namun, setelah saya pikir ulang, mungkin saja hal ini karena si penulis yang sekalipun mencoba mengembangkan imajinasinya, beliau tetap berusaha menghormati simbol-simbol yang mungkin baginya tidak ada artinya, tetapi dianggap sakral oleh kelompok tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar