Minggu, 20 Mei 2018

Curhatku

Di waktu yang lalu, aku pernah mendapat permintaan pertemanan yang mengatasnamakan seorang artis. Aku tidak mau menyebutkan namanya di sini, karena curhatku ini mungkin akan mempengaruhi citra baiknya nanti. Cukup temanku yang saat aku menuliskan curhatku ini, yang sedang duduk disebelah kiriku saja yang tahu namanya. Aku bukan tidak mau cerita ke yang sebelah kanan, masalahnya sebelah kananku tembok sih! 😅✌
Kalau kulihat dari nama dan photo profilnya sih, sesuai. Gambarnya jelas, namanya juga bukan yang aneh-aneh. Ejaannya standar. Terbersit dalam kepalaku, 'wow, seorang artis meminta pertemanan denganku di facebook!'. Sedikit timbul rasa bangga dalam hatiku. 😊 Tetapi.... Aku mengenal artis ini dari pemberitaan di media. Aku BUKAN penggemarnya. Aku hanya mengikuti pemberitaan terkait dirinya hanya jika kebetulan terlihat saja. 🤔 Lalu, kulihat-lihat lagi permintaan pertemanannya, awalnya aku hanya membiarkan permintaan itu. Tidak kuterima dan tidak kuabaikan juga. Hm, ibaratnya permintaannya itu seperti aku gantung gitu! 😅
Selang beberapa hari, ketika aku sedang facebook-an, ada permintaan pertemanan lain yang masuk. Kali ini dari pengguna biasa sepertiku. Lantas, aku buka, dan ternyata akun si artis masih setia menunggu balasanku di tempatnya. Aku jadi kepikiran lagi. Aku kan, bukan 'tidak suka' dengan dia, aku hanya BUKAN penggemarnya. Lalu, sekalian merespon permitaan yang baru datang, aku menerimanya. Akupun berteman dengan si artis di facebook. Berpikir positif saja, begitu pertimbanganku. Untuk apa berburuk sangka? Apa lagi untuk orang yang jelas-jelas tidak bermasalah dengan kita, pikirku lagi. 😊
Beberapa hari kemudia, ketika aku facebook-an lagi, muncullah berita tentang akunnya di berandaku. Aku perhatian tampilan beritanya di berandaku, rada aneh. Tidak seperti tampilan berita akun teman yang lain, pikirku. Sejenak aku perhatikan akunnya, aku baru sadar akun si artis berubah format! Akunnya menjadi FANS PAGE. Aish, walaupun efeknya tidak seberapa saat itu dan ini hal kecil, tetapi ini sudah termasuk PENIPUAN, pikirku. Jadi, respon aku yang menerima akunnya menjadi temanku, berubah menjadi JEMPOL. Dan, segera setelah aku mengerti, langsung kutarik jempolku dari FANS PAGE-nya. Huh, ada-ada saja! Ini cara yang tidak etis menurutku. Hm, sudahlah. Akupun tidak mau mengingat-ingat kejadian itu.
Hari-hariku berjalan seperti biasanya. Dan aku facebook-an lagi. Eh, akun yang mengatasnamakan artis yang sama, dengan photo profil yang beda pose datang lagi nyamperin akun facebook-ku. Adeuh....! Apa maksud sih ini?, pikirku dalam hati. Sejenak aku berpikir.... Lalu, aku kirim pesan ke akun barunya itu. Menurutku itu akun baru, karena yang sebelumnya sudah menjadi FANS PAGE bukan? Begini isi pesanku kira-kira ke akun tersebut.
Selamat sore Bro/ Sist.... Senang mendapat permintaan pertemanan dari Bro Sist. Saya cukup tersanjung. Tetapi, bukannya kita sudah berteman? (Selesai)
Kesimpulannya: menurut saya, akun yang semacam ini termasuk akun abal-abal. Yang pantas diabaikan. Terlepas figur siapa yang mereka pakai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar