Selasa, 24 Juni 2014

Tiga Orang Anak

Ada tiga orang bersaudara.
Ketiganya masih berusia sangat muda.
Si sulung anak lelaki berusia 10 tahun.
Lalu si tengah, gadis kecil berusia 7 tahun.
Dan si bungsu, jagoan berusia 5 tahun.

Suatu hari sepulang sekolah, di rumah opungnya (Kakek dan Nenek).
Mereka hendak bermain ular tangga.
Mengisi waktu luangnya setelah berbenah sepulang sekolah dan menunggu saat mereka kembali ke rumah orang tuanya. Saat si Ibu pulang dari tempat dia bekerja.

Mereka pun pergi membeli 1 set alat permainannya, di dekat rumah si opung.
Berbekal dengan uang yang mereka peroleh dari si opung.
Selain jarak antara rumah opung dan tempat pembelian tergolong dekat, harga 1 set alat permainan itu tergolong murah.
Sehingga sang opung membiarkan mereka membeli mainannya sendiri.

Mereka pun dengan girangnya tiba di rumah opung dengan 1 set alat permainan ular tangga.
Mereka bertiga bermain ular tangga bersama-sama.
Terkadang si opung atau si tante datang memantau permainan mereka dengan memberikan sedikit arahan hal peraturan permainan.
Di tengah permainan sedang berlangsung, ternyata ada seorang pemain yang tidak puas dengan posisinya.
Pertengkaran kecil pun pecah di antara mereka bertiga.

Ntah kebijakan dari siapa, 2 orang di antara mereka pun memutuskan pergi membeli 1 set lagi alat permainan yang tergolong murah itu.

Babak baru dari permainan ular tangga pun dimulai, dengan 2 orang pemain saja.
Ternyata ceritanya, tak jauh beda dengan permainan pada babak pertama.
Dan, 1 orang dari pemain babak ke dua kembali melakukan kebijakan yang sama dengan akhir babak pertama.

Alhasil, ketiga bersaudara itu kini, masing-masing sudah memiliki 1 set permainan ular tangga.
Sang Opung Doli (Kakek) melihat mereka bertiga yang kelihatan damai di satu area yang sama, dengan 1 set alat permainan ular tangga pada masing-masing orang.
Dengan sedikit keheranan, si Opung Doli pun berkata, “Bagaimana cara kalian memainkan ketiga (set alat permianan) ular tangga itu jadinya?” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar