Rabu, 14 November 2018

Pas-pasan.

PAS Hari Minggu. Waktu yang PAS untuk ke gereja mengikuti missa mingguan. PAS ngecek dompet, duit yang ada masih cukup. Missa ke dua Minggu itu adalah pilihan  yang PAS menurutku. PAS pergi, ngambil smartphone, order ojol. PAS saldo ojol pay masih cukup. Nyampe di gereja, masih pukul 7:30, PAS missa pukul 8:00 belum dimulai. PAS aku masih bisa bergerak santai tanpa perlu terburu-buru. PAS sekali, aku masih sempat ke toilet terlebih dahulu, merapikan yang mungkin kelihatan berantakan efek dibonceng ojol. PAS meraba kantong tas bagian luar mengambil perkakas untuk merapikan penampilan, eh, nemu uang 2000. Setelah kegiatan di toilet selesai, PAS umat yang  lalu lalang di sekitar gereja belum terlalu banyak dan akupun dapat melangkah masuk ke gereja dengan santai. Memilih tempat duduk yang PAS menurutku. PAS missa sudah dimulai aku berusaha mengikutinya sekhusyuk mungkin. PAS bacaan injil, bacaannya tentang seorang janda miskin yang tetap memberikan persembahan, walaupun dia sebenarnya masih serba kekurangan. PAS aku berusaha menyimaknya, agar tidak bosan dan mengantuk. PAS homili/ khotbah si Bapa Pastor, menjelaskan tentang persembahan janda miskin dari perspektif yang berbeda. Hm, menarik, pikirku! Bagaimana pun cara Bapa Pastor memberikan homili, biasanya aku berusaha menyimaknya untuk melawan rasa bosan dan kantuk yang kadang bisa menerpa. Hehehe...
Tiba saatnya persembahan. PAS rogoh tas. Ya ampun! Dompetku ketinggalan! Langsung teringat duit yang nggak sengaja nemu waktu berbenah di toilet tadi. Sekalipun seandainya itu tidak kuberikan, tetap saja tidak cukup untuk ongkos pulangku nanti. Ya ampun! Kok, aku bisa segitunya mengikuti thema minggu ini. 😅 Hanya status jandanya saja yang tidak PAS. Ya ampun! 🤦
Missapun tetap berlanjut, sekalipun dompetku ketinggalan. Dan aku PAS masih bisa mengikutinya sekhusyuk mungkin hingga selasai. PAS tiba saat kembali ke kost. PAS baterai smartphoneku masih cukup untuk order ojol. PAS tiba di kost, langsung curhat ke Bapak ojol, PAS dia mau mengerti dan menunggu. Langsung ngacir ke dalam lihat teman yang kebetulan lagi beredar di dekat pagar kost, karena kamarku rada jauh dari pagar. PAS nemu teman satu kost, curhat lagi, PAS dia mau mengerti dan memberi pinjaman. Dan seterusnya.
Masalahkupun selesai. Ya ampun! 😱 Kok bisa segitunya kali ini, pikirku. Apa pun itu, puji Tuhan. Dan syukur kepada-Nya. Semuanya bisa teratasi dan kulalui. 😅😇